Jakarta, KOMPASNEWS – Analis politik Juanda H Alim mengatakan, pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto di Jakarta akhir pekan kemarin, bisa memunculkan beragam penafsiran. Ia menyebut Jokowi ingin menunjukkan bahwa ia masih jadi bagian penting dalam pemerintahan Prabowo.
“Jokowo ingin menunjukkan bahwa ia masih cukup diperhitungkan. Terutama oleh Prabowo. Ini juga untuk menepis kerenggangan hubungan keduanya,” ujar Juanda, Senin (6/10/2025).
Menurut Juanda, Jokowi memiliki intuisi politik. Ia menyadari kedekatannya dengan Prabowo sedang digoyang.
“Di sini kita bisa melihat bahwa Jokowi sedang mencoba mempertahankan pengaruhnya di pemerintahan Prabowo. Saya rasa itu wajar, sebab Jokowi masih memiliki banyak kepentingan hingga 2029 nanti,” papar Juanda.
Akan tetapi kata Juanda, kondisi ini agak sulit untuk dipertahankan. Sebab secara prinsip, pretensi politik Prabowo dan Jokowi mulai tidak sejalan.
“Prabowo mulai membersihkan orang-orang Jokowi di kabinet. Setelah Sri Mulyadi, dan reshuffle Erick Thohir menjadi Menpora menunjukkan bahwa Prabowo ingin menguasai posisi-posisi strategis secara independen,” jelasnya.
Juanda memprediksi, sebelum akhir tahun, Prabowo akan kembali melakukan reshuffle. Kata dia, targetnya tetap sama. Yakni melakukan pembersihan pada kabinet ekonomi dan hukum.
“Saya kira target ke depan itu Menko dan Kapolri. Panglima juga tentu masuk untuk reshuffle berikutnya,” kata Juanda.
Juanda mengemukakan, Jokowi sudah menyadari bahwa pengaruhnya di kabinet mulai dipangkas pelan-pelan. Ia melihat, dalam satu tahun ke dekan, seluruh kabinet Merah Putih, akan dikuasai Prabowo secara mandiri.
“Artinya kabinet mandiri tidak ada lagi pengaruh Jokowi di dalam. Karena pasti Prabowo ingin kebijakannya independen. Apalagi menghadapi tahun politik 2029,” imbuhnya.
Seperti diketahui pertemuan Jokowi dan Prabowo berlangsung pada Sabtu (4/10/2025). Jokowi mengunjungi Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Pertemuan berlangsung dua jam. Pihak Istana mengonfirmasi pertemuan itu adalah silaturahmi biasa. Prabowo dan Jokowi disebut membicarakan masalah kebangsaan. (skr)
