Takalar, KOMPASNEWS — Insiden tragis terjadi di Dusun Bontomanai, Desa Patani, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, Senin (20/10/2025) pagi. Seorang pria bernama Nyaling Dg Taba (65), warga Dusun Bidaraya, Desa Salajo, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, tewas setelah tersengat listrik saat memanjat pohon yang berada tepat di bawah jaringan kabel PLN.
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 07.50 WITA. Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat kejadian Nyaling sedang mengambil ranting pohon kayu cina untuk dijadikan pagar empang.
Saksi bernama Dg Sannang (39) sempat memperingatkan korban agar tidak memanjat pohon karena berdekatan dengan kabel listrik. Namun korban tetap naik karena menganggap aman.
Tidak lama setelah berada di atas pohon, korban tiba-tiba tersengat listrik. Dugaan sementara, ranting atau tubuh korban menyentuh kabel PLN yang melintas rendah di area tersebut.
Korban pun terpental dan jatuh dalam kondisi tidak sadarkan diri. Warga berusaha memberi pertolongan, namun nyawanya tidak tertolong.
“Ini musibah yang sebenarnya sudah lama kami takutkan. Kabel listrik di sekitar sini rendah sekali dan sangat berbahaya. Sudah lama warga keluhkan tapi tidak pernah ditanggapi,” ujar seorang warga di lokasi kejadian.
Insiden ini langsung memicu kemarahan dan keprihatinan warga. Mereka menilai, keselamatan masyarakat seperti dibiarkan tanpa pengawasan, padahal jaringan listrik PLN melintas tepat di atas area aktivitas pertanian dan empang warga.
“Jangan bilang ini murni kecelakaan, ini kelalaian! Kalau kabel itu aman dan tinggi sesuai standar, orang tidak akan mati seperti ini,” tegas seorang tokoh masyarakat Desa Patani yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak PLN dan Pemerintah Kabupaten Takalar. Aparat kepolisian dari Polsek Mappakasunggu disebut telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan saksi.
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi PLN dan pemerintah, terutama terkait minimnya pengawasan keselamatan jaringan listrik pedesaan. Warga menuntut evaluasi total jaringan listrik yang melintang rendah di area permukiman dan perkebunan warga karena rawan memakan korban jiwa lagi.
Tragedi ini bukan sekadar kecelakaan—ini alarm keras soal kelalaian yang mengancam nyawa rakyat kecil. Pertanyaannya, harus berapa nyawa lagi melayang sebelum keselamatan warga menjadi prioritas. (diman/skr)